Jaringan narkotika sulit untuk diberantas di Indonesia, mengapa hal ini terjadi? Pertanyaan ini sering kali muncul di benak masyarakat Indonesia yang prihatin dengan maraknya penyalahgunaan narkotika di tanah air. Namun, faktanya memang tidak bisa dipungkiri bahwa jaringan narkotika memang sulit untuk diberantas sepenuhnya.
Salah satu alasan mengapa jaringan narkotika sulit diberantas di Indonesia adalah karena faktor geografis. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki ribuan pulau yang menjadi jalur penyelundupan narkotika. Hal ini membuat tugas penegak hukum semakin sulit untuk memantau dan memerangi peredaran narkotika.
Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Heru Winarko, “Jumlah pulau yang dimiliki Indonesia menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pemberantasan narkotika. Selain itu, narkotika juga masuk melalui jalur darat dan udara, sehingga membutuhkan kerjasama lintas sektor dan lintas negara untuk mengatasi masalah ini.”
Selain faktor geografis, faktor sosial juga turut mempengaruhi sulitnya memberantas jaringan narkotika di Indonesia. Minat dan permintaan pasar yang tinggi terhadap narkotika membuat jaringan ini terus berkembang pesat. Menurut data BNN, jumlah pengguna narkotika di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
Profesor Kriminologi dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menambahkan, “Permasalahan narkotika bukan hanya masalah hukum, namun juga masalah sosial. Kita perlu memahami akar permasalahan penyalahgunaan narkotika agar upaya pemberantasan bisa lebih efektif.”
Upaya pemberantasan jaringan narkotika memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Kerjasama antara pemerintah, aparat penegak hukum, masyarakat, dan lembaga internasional sangat diperlukan dalam upaya memberantas jaringan narkotika di Indonesia. Dengan kesadaran bersama dan tindakan nyata, kita dapat memerangi peredaran narkotika demi menciptakan Indonesia yang bersih dari bahaya narkotika.